Posted in kegiatan ku

Apakah Perempuan Wajib Bisa Masak?

Gambar : Flickr.com
Gambar : Flickr.com

Apa sih yang membuat kita rindu terhadap ibu kita masing-masing? Pasti dari sekian banyak jawaban yang ada, jawaban nomor satu adalah karena MASAKAN IBU. Menurut saya masakan seorang ibu itu istimewa sekali, dan anehnya nggak ada yang bisa menyamai kelezatannya, meskipun jenis masakannya sesederhana sayur asemnya dan sambal terasinya.

Selamat pagi!
Pagi ini langit di kota Balikpapan lagi mendung, suhu udara masih sejuk dan saya sudah duduk manis di dalam mobil sambil mendengarkan musik dari radio favorit dan ketak-ketik di notebook.

Semingu kemarin saya agak rempong karena si bungsu demam tinggi dan mengeluh telinganya sakit kalau disentuh. Curiga otitis media (radang telinga) saya bawa dia ke dokter, alhamdulillah sekarang sudah sembuh dan mulai masuk sekolah. Si bungsu kalau sakit inginnya makan yang ‘enak-enak’ masakan Emaknya 🙂 .

Ngomong-ngomong soal masak nih, saya sebetulnya nggak terlalu suka sama kegiatan memasak. Rempong dan bau kalau udah masak di dapur, iya kalau hasil masakan saya enak, ini seringkali masakan saya rasanya nggak enak, bikin bete, makanya saya nggak suka. Dulu di rumah kan ada pembantu, jadi kalau mau makanan ini itu tinggal minta tolong dibuatkan, tanpa harus capek dan bau makanan yang saya inginkan sudah tersaji.

Mulai belajar masak ketika sudah punya anak dan karena dapat teguran dari Mama yang menyuruh saya masak sendiri makanan untuk anak-anak saya (ga boleh nebeng dimasakin sama pembantunya Mama). Dari situlah saya TERPAKSA harus bisa masak.

Sebetulnya perempuan itu WAJIB bisa masak nggak sih? Kalau buat saya sekarang nih yaa yang anaknya udah mau beranjak ABG, wajib banget!! (kalo dulu mah gak kepikiran yang namanya perempuan itu wajib bisa masak, beneran loh! makanya saya santai ogah belajar masak).

Apa sih yang membuat kita rindu terhadap ibu kita masing-masing? Pasti dari sekian banyak jawaban yang ada, jawaban nomor satu adalah karena MASAKAN IBU. Menurut saya masakan seorang ibu itu istimewa sekali, dan anehnya nggak ada yang bisa menyamai kelezatannya, meskipun jenis masakannya sesederhana sayur asemnya dan sambal terasinya. Ketika saya dan teman-teman bercerita tentang ibu kita masing-masing, ujung-ujungnya selalu membicarakan tentang keistimewaan masakan ibu kami. Meskipun sudah berusaha belajar ngikutin resep dan cara memasaknya, tetap saja rasanya BEDA dengan yang dibuat oleh ibu.

Meskipun ibu kita itu bukanlah seorang chef ternama, namun apa yang ia masak  memiliki cita rasa lezat yang melekat dalam lidah serta ingatan kita mulai dari kecil hingga dewasa. Kok bisa ya? Mungkin karena ibu memasak dengan penuh rasa cinta. Selain rasa cinta, pada setiap prosesnya selalu terselip doa yang terbaik untuk suami dan anak-anak yang dicintainya. Mulai dari mencuci beras, berbagai sayuran dan lauk-pauknya sampai ketika menyajikannya di meja makan. Nggak percaya? Silahkan tanya pada ibunya masing-masing? 🙂

Kalau masih nggak bisa masak padahal anaknya udah bernjak ABG, pernah nggak ngebayangin nanti ketika anak-anak sudah dewasa dan tidak lagi serumah dengan saya, kira-kira apa ya yang akan membuat mereka ingat kepada saya ibunya? Sementara saya sendiri sampai detik ini masih kangen sama masakan buatan Mama dan Mama mertua saya nun jauh di seberang lautan. Salah satu alasan yang membuat saya ingin selalu pulang kampung. Dan menjadi sebuah memory indah dalam kepala saya tentang sosok Mama.

Memasak adalah bentuk perwujudan cinta saya sebagai seorang istri kepada suami dan anak-anaknya. Perasaan nggak suka dan bete terhadap kegiatan memasak itu akhirnya kalah loh sama perasan cinta saya sama mereka. Jenis masakan yang saya masak adalah hidangan yang biasa saja, tapi gayung bersambut  dan saya mendapatkan respon yang baik sekali dari suami dan anak-anak. Meskipun kadang diselingi kata-kata “Kok lain sih rasanya sama buatan Nenek dan Eyang?”. Yah setidaknya saya sudah berusaha menyelipkan doa dan cinta saya dalam bentuk masakan untuk mereka. Semoga suatu hari saat mereka sudah beranjak dewasa, akan selalu mengenang masakan buatan ibunya sendiri.

Author:

seorang ibu, suka membaca,menulis, jalan-jalan, mencoba berbagai kuliner, olah raga, dan sangat mendukung pemberian ASI eksklusif serta penggunaan obat secara rasional /RUM (Rational Use of Medicine)

32 thoughts on “Apakah Perempuan Wajib Bisa Masak?

  1. Saya mulai belajar masak pun setelah punya anak mak. Dimulai dari masak mpasi. Sekarang sedikit sedikit belajar masak untuk makan seharihari. Apalagi suami tidak terlalu suka makan masakan luar rumah. Saat anak dn suami lahap makannya, biasanya semakin semangat masaknya 🙂

    Like

    1. saya pun mulai belajar masak sejak anak mulai MPASI Mak 🙂 seterusnya sih saya lebih suka bikin kue daripada masak, dan kalau dapat pujian dari orang rumah bikin tambah semangat yaaa…

      Like

  2. Setuju Mak, perempuan wajib bisa masak! Kalo gak bisa masak, selain anak2 gak bisa ngerasain “enaknya masakan ibu”, jadinya juga boros, terus mungkin juga kurang sehat kalo harus beli di luar terus… Aku juga dari sekarang anak2ku udah aku biasakan bantuin masak, gak cuma anakku yang cewek malah, yang cowok juga… Btw, aku udah pernah main ke blogmu ini belum, Mak Ira? Kalo belum, salam kenal ya 🙂

    Like

    1. masak adalah salah satu bentuk sayang kita sama keluarga ya Mak Citra 🙂 anak2 saya ajak turun ke dapur juga Mak, memberikan keterampilan untuk bekal mereka saat dewasa nanti. Salam kenal juga ya Mak, terima kasih sudah mampir 🙂

      Liked by 1 person

  3. wajib atau tidak menurut saya tetep harus bisa masak. selain membuat biaya pengeluaran lebih hemat tentunya lebih sehat mba. dan satu lagi bisa kita modifikasi sesuai selera dirumah. aku sih belom jago masak. tapi bisa, dan lama kelamaan proses memasak ini menyenangkan apalagi kalau sampai ada yg suka dan menghabiskannya ^^. semacam terapi jiwa jugaa…

    Like

  4. Aduh, saya gak pintar memasak. Goreng telur ceplok saja baru bisa di usia 26 tahun *tutup muka pake baskom. Tapi begitu punya anak, langsung masuk dapur demi MPASI home made. Sekarang berharap kedua anak laki-laki bisa memasak :))

    Like

  5. Aku banget nih mak. Belum bisa masak. Pernikahanku udah 4 bulan dan masih sering dimasakin mama atau mertua.

    Btw, kita tetanggaan. Aku di Banjarbaru, Kalsel. Kunjungan balik ke blogku ya.

    Like

    1. Hi Mak RIndang 🙂 jangan menyerah…belajar aja terus, aku pun baru bisa masak pas udah punya anak dua…hahahaha…..salam kenal juga terima kasih sudah mampir

      Like

  6. Saya mulai belajar masak ketika ibu saya meninggal dan saya sakit maag akut hingga ga bs lagi mkn makanan warung. Jd the power of kepepet.tp ada hikmahnya. Mknan yg saya masak jd lbh higienis.hemat dan puas bs masak sendiri meski ya rasanya masih sama saja hihi

    Like

  7. Menurut saya sih bukan cuma perempuan,justru semua manusia WAJIB bisa masak…karena itu adalah masalah survival. Pernah ngeliat sendiri bagaimana parahnya kondisi kurang gizi rekan2 pria (makan indomie rebus doang) yg tidak bisa masak, karena nggak bisa, dan nggak biasa. Ketika menikah, tergantung juga pada pasangan yang bisa masak. Saat pasangan tiba2 sakit, bergantung pada orang lain (rantangan, dkk). Kalau tidak ada tempat bergantung bagaimana…Apa pilih makan akar saja, hahaha..

    Like

  8. Aku sih ga pinter2 banget masak, dan ga hobi masak juga sebenarnya… tapi memang seneng banget setiap masak trus anakku menikmatinya tuh rasanya sesuatu banget hehehe

    BTW itu gambar di atas, ibu2nya kayak yang di kaleng khong guan hehehe #OOT

    Like

    1. Sama Mba Reni aku pun begitu.

      Hahahaha….iyaaa rasanya familiar ya sama ibu2 di gambar itu,ternyata beliau adalah foto model kaleng khong guan yang terkenal itu 🙂

      Like

  9. menurut saya wajib gak juga sich tapi intinya adalah bisa membahagiakan kelg bagaimana caranya, soalnya kla dah sibuk dipaksa masak malah smuananggung rasa jadi gak karuan. kalau pas osong masak baru oke

    Like

  10. aku suka kuliner, ngereview banyak restoran, tp ga suka masaknya mba :D… untungnya sih ART di rumah lumayan jago masak, jd keluarga ga protes juga kalo hrs beli mulu dari luar… At least peran saya, nyusunin menu seminggu utk si mba, biar dia ga bingung mw masak apa 😀

    Like

  11. Saya gak pernah diwajibkan bisa memasak sama orang tua. Apalagi sejak lahir hingga belum menikah, saya terbiasa dibantu oleh ART. Tapi, melihat suami bisa masak. Ada rasa tertantang juga. Lagian kayaknya seneng aja kalau melihat anak-anak suka dengan masakan saya hehe

    Like

Terima kasih ^_^