Yang namanya Emak-Emak, pasti salah satu kegiatan rutinnya adalah belanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Iya, apa iya? Emak-emak kalau belanja lebih suka ke pasar tradisional atau ke pasar modern nih?
Saat ini ada berbagai macam pilihan tempat untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Ada pasar modern yaitu supermarket dan mini market. Suermarket dan mini market ini berlomba-lomba memberikan layanan kepada pelanggan dengan berbagai fasilitas. Diantaranya : tempat yang bagus, bersih, wangi, ber-AC, menyediakan berbagai macam barang kebutuhan (one stop shoping) ,menawarkan berbagai macam discount dan hadiah menarik serta layanan delivery ke rumah. Di pasar modern, barang-barang sudah dikemas dengan rapi. Dan harga sudah ditentukan oleh penjual (harga tertera pada barcode) sehingga tidak ada proses tawar menawar.
Bagaimana dengan pasar tradisional? Di Indonesia, kesan pertama mendengar kata-kata “pasar tradisional” yang langsung terlintas dalam kepala adalah sebuah tempat yang becek, kotor dan bau. Betul nggak? Iya, memang kenyataannya begitu. Sebagian besar pasar tradisional yang ada di Indonesia memang masih seperti itu. Bahkan sekarang anak-anak enggan diajak ke pasar tradisional karena nggak tahan sama bau dan becek. Mereka lebih senang diajak ke mall atau supermarket karena tempatnya besar, bersih dan lebih bagus.
Kalau saya pribadi lebih senang belanja ke pasar tradisional ketimbang ke pasar modern seperti mini market atau supermarket. Di pasar tradisional kita bisa langsung berinteraksi dengan pedagang. Di sana ada banyak pilihan macam-macam sayuran, ikan, ayam, daging, buah, bumbu dapur dan lain sebagainya. Barang-barang yang di jual di pasar tradisional masih segar. Misalnya daging sapi, di pasar tradisional saya bisa membeli daging sapi yang benar-benar segar. Penampakan dan rasanya jelas beda dengan kalau saya beli di supermarket. Bahkan waktu masih tinggal di Balikpapan, saya sering mendapatkan ikan laut segar yang masih hidup dijual di sana. Mau beli ayam yang masih hidup juga ada, nanti akan langsung disembelih dan dibersihkan oleh pedagang. Untuk harga, di pasar tradisional harga barang bisa ditawar. Apalagi kalau sudah punya langganan. Biasanya saya diberi harga yang murah dan barang dengan kualitas yang bagus. Meskipun becek, kotor dan bau, anak-anak saya senang jika diajak ke pasar tradisional. Di sana mereka bisa melihat berbagai macam ikan, bahkan ikan yang masih hidup juga banyak. Anak-anak senang bisa ikut memilih-milih ikan, ayam sayur dan lain-lain.
Baca : Cerita Di Hari Minggu
Sebetulnya keberadaan pasar tradisional ini sangat berperan dalam ketahanan ekonomi rakyat. Karena yang menjual barang bukan satu orang tetapi melibatkan banyak orang. Perputaran uang di pasar tradisional bisa dinikmati oleh semua pedagang yang berinteraksi di dalamnya. Lain halnya dengan di supermarket dan mini market, perputaran uang hanya dinikmati oleh yang punya toko saja. Pembeli pun mendapatkan keuntungan yaitu bisa memperoleh barang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya (karena di pasar tradisional pembeli bisa memilih barang dagangan dan harga bisa ditentukan dengan tawar menawar antara pedagang dan pembeli). Maka nggak heran, kalau pasar tradisional sangat diminati oleh kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Selain itu, pasar tradisional juga adalah wujud interaksi sosial budaya masyakarat. Karena di sini terjadi pertemuan antara penjual dan pembeli secara langsung. Interaksi ini menyebabkan timbulnya hubungan antara manusia, tidak hanya urusan jual beli saja, tetapi ada hubungan silahturahmi, kepercayaan antara penjual dan pembeli, bahkan terjadi asimilasi budaya (bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru). Setiap pasar tradisional yang ada di daerah satu tentunya berbeda dengan daerah lainnya. Ada ciri khas dan adat istiadat yang berlaku di masing-masing daerah.
Saya teringat perkataan dari Ibu Rina Gumantni istri Kepala Kanwil DJP Kaltim. Ibu Rina pada saat itu menjabat sebagai Ibu ketua DWP DJP Kalimantan Timur . Beliau lebih senang belanja ke pasar tradisional dibandingkan dengan ke supermarket. Dan beliau menghimbau kami para anggota DWP untuk membiasakan belanja ke pasar tradisional. Kalau kita mau berperan serta membangun ketahanan ekonomi rakyat, apa salahnya belanja ke pasar tradisional? Sekelas Ibu Ketua DWP DJP Kalimtan Timur saja belanjanya ke pasar tradisional, masa anak buahnya gengsi belanja di sana?
Sebetulnya nggak usah gengsi dan nggak susah kok belanja di pasar tradisional. Agar mendapatkan barang yang bagus dan murah, berikut beberapa tips dari saya :
- Buat daftar belanjaan dari rumah
Supaya pas datang ke pasar kamu nggak kalap ingin beli ini-itu. Dengan membawa daftar belanjaan kamu bisa membeli sesuai yang dibutuhkan saja.
- Pakai pakaian yang biasa aja
Supaya nyaman belanja di pasar tradisional, cukup menggunakan baju casual dan sopan. Nggak perlu repot-repot berdandan. Dan jangan pakai baju pesta, bikin kamu ribet belanjanya.
- Bawa keranjang dari rumah
Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, jangan lupa bawa keranjang dari rumah ya! Kenapa? Soalnya kamu bisa mengurangi pemakaian kantong plastik. Udah tahu kan, kalau pemakaian kantong plastik ini menyebabkan sampah plastik akan menumpuk dan susah untuk dimusnahkan.
- Datanglah ke pasar pagi-pagi
Pagi-pagi para pedagang baru buka (kalau pasar pagi ya) biasanya barang-barang yang segar tersedia di pagi hari. Dan belum banyak orang yang datang. Jadi kamu bisa memilih yang bagus-bagus. Saya sarankan jangan datang lebih dari pukul 9 pagi, biasanya jam segitu kebagian sisa-sisanya.
- Jangan ragu dan malu untuk menawar harga
Di sini kamu bisa menawar harga barang sebelum dibeli. Bisa menawar 20% – 30% di bawah harga yang ditawarkan. Pokoknya nggak usah malu-malu, tawar aja.
- Pelajari bahasa daerah setempat
Untuk urusan tawar menawar, alangkah lebih baik jika kita bisa menggunakan bahasa daerah setempat. Biasanya suka dikasih murah sama penjualnya. Misalnya pasar di daerah Bandung, gunakan bahasa Sunda, kalau di Surabaya gunakan bahasa Suroboyoan, dan seterusnya. Kalau nggak bisa gimana? Ya belajar donk, kan kamu nanti jadi bisa beberapa bahasa daerah.
- Punya langganan
Kalau sudah sering ke pasar tradisonal, kamu pasti sudah hafal mana penjual yang menjual harga murah dengan kualitas barang yang bagus. Bisa kamu jadikan langganan. Kalau kepercayaan sudah terbangun antara kamu dan penjual, dijamin bisa menguntungkan kedua belah pihak.
- Pilih barang sesuai keinginan
Di pasar banyak penjualnya. Kalau merasa tidak suka dengan yang ditawarkan di salah satu penjual, masih banyak pilihan yang lain. Nggak usah ragu untuk memilih barang sesuai dengan keinginan kita, namanya juga di pasar.
Semoga nggak ragu-ragu lagi untuk belanja di pasar tradisional ya. Hitung-hitung sekalian membangun ketahanan ekonomi rakyat. Supaya rakyat Indonesia bisa hidup makmur dan sejahtera…aamiin.
saya suka belanja ke Pasar Tradisional Bu….rutin biasanya seminggu atau 2 minggu sekali..
LikeLike
Pasti udah punya langganan ya Bun
LikeLike
iya bu..jadi masang foto ibu sayur langganan di Wa deh hari ini
LikeLike
Hahahaha…..itu yg di foto, adalah mbak’e langganan saya beli ayam, orangnya baekkk banget
LikeLike
Aku kalo masalah dapur, mau sayur, bumbu, ayam, ikan, buah, dll pasti beli di pasar tradisional karena lbh murah dan segar. Trus jarang nawar pula, paling kalo nawar seribu atau duaribu soalnya suka ga tega sm penjualnya. Untungnya ngga seberapa, biarlah rejeki mereka, hihi
LikeLike
Mantap Mba Ratna
LikeLike
Asiknya belanja di pasar tradisional itu bisa ketemu makanan jadul, atau belanja sayur dg harga murah. Tapi kalo pengen masak mendadak untuk malam hari, gak punya stok ya belanja di mall deket rumah.
LikeLike
Bener Mba Hidayah, malah saya suka kalap kalo nemu makanan2 tradisional semuanya pengen dibeli, lapar mata….heheh
LikeLike
rumah saya cuma berbatasan tembok sama pasar tradisonal mak, bahkan kalo beli bisa lewat pager tembok diri di atas bangku wkwkwkwk
LikeLike
Wah, kalo kurang bumbu dapur gampang ya Mak ke pasar tinggal selangkah
LikeLike
Saya ingat dulu sering sekali diajak ibu ikut belanja ke pasar, jaman sekolah SMA bahkan sebelum pulang cuci mata dulu di pasar ngeliatin pernak-pernik cewek.. ^^
LikeLike
Cuci mata dulu ya Irly
LikeLike
minggu pagi biasanya waktu paling afdol buat ke pasar, sekarang pasar udah bagus, bersih ^_^
LikeLike
Kalau pasarnya bersih lebih nyaman ya Mba. Ini pasar di dekat rumah lagi acak-acakan karena mau dibikin bangunan baru.
LikeLike
Aku suka belanja ke pasa tradisonal juga Mbak..
Tapi lupa mulu bawa keranjangnya..
Huhu
😦
Alhasil tentengan plastik jadi banyak bangett dari pasar
😦
LikeLike
Mulai besok jangan lupa bawa tas atau keranjang Mba 🙂
LikeLike
Kalo ibuk sih lebih pengen diantar ke pasar daripada ke minimarket. Mau nggak mau saya ikut, daripada di luar kepanasan 😀
LikeLike
Hehe,iya dari pada bengong di luar kepanasan ya Mas
LikeLike