Posted in Kesehatan

Inilah Alasan Mengapa Anda Harus Mengganti Sabun Antibakteri Yang Ada Di Rumah Dengan Sabun Biasa

Gunakan sabun biasa untuk mencuci tangan
Gunakan sabun biasa dan air mengalir untuk mencuci tangan

Kesehatan adalah hal yang sangat penting dalam hidup kita. Karena ketika badan dalam kondisi sehat kita bisa melakukan berbagai aktivitas yang kita inginkan. Berbagai cara  dilakukan agar terhindar dari penyakit. Salah satunya adalah dengan selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan lingkungan maupun diri sendiri. Misalnya mandi sehari 3 x, mencuci tangan menggunakan sabun, mencuci aneka sayuran dan ikan sebelum dimasak, mengepel lantai dan lain-lain. Karena di tempat-tempat yang kotor bisa menjadi tempat penyebaran kuman yang menyebabkan kita menjadi sakit.

Berbagai produk kebersihan muncul dan telah menjadi partner kita selama bertahun-tahun dalam menjaga kesehatan keluarga. Ketakutan terhadap kuman penyakit yang mengancam kesehatan anggota keluarga membuat produsen sabun menciptakan berbagai produk antibakteri untuk digunakan di rumah tangga. Mulai dari sabun untuk mandi, cuci tangan, cuci baju, cuci perabotan, cairan pel dan hampir semua produk untuk rumah tangga diberi label ‘antibakteri’. Rasanya jika tidak ada label ‘antibakteri’ produk sabun tersebut kurang laku di pasaran. Di lain pihak, sebagai konsumen sama saja, merasa belum bersih dari kuman jika menggunakan sabun biasa.

Sebetulnya apa sih pengertian kuman yang kita takuti selama ini? Bakteri? Atau virus? Dan seberapa besarnya kah mereka dapat mengancam kesehatan kita? Mari kita bahas sedikit beberapa hal yang berkaitan dengan kuman, bakteri dan virus.

1. Pengertian kuman

Dalam kehidupan sehari-hari kata-kata kuman sangat akrab di telinga kita. Apa sebetulnya pengertian kuman? Kuman adalah makhluk yang sangat kecil yang hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop ia disebut dengan mikroba. Ada dua macam kuman yang sangat terkenal yaitu virus dan bakteri. Virus berukuran sangat kecil dan lebih kecil dari bakteri. Virus sebenarnya bukan makhluk hidup, mereka menumpang hidup pada makhluk hidup supaya bisa memperbanyak diri. Sel yang telah diserang oleh virus akan mati, sedangkan sel hidup dalam tubuh kita akan membentengi diri sehingga tidak dapat diserang virus. Jika virus tidak dapat menyerang sel hidup maka ia tidak bisa memperbanyak diri. Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain sebagian besar demam, batuk, pilek, diare tanpa darah, cacar air dan lain-lain. Penyakit yang disebabkan oleh virus tidak ada obatnya, karena bersifat self limiting deseas alias bisa sembuh sendiri dengan beristirahat, asupan gizi yang baik, dan menjaga kebersihan. Sedangkan bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan dapat hidup di mana-mana, termasuk di dalam tubuh kita. Bakteri dibagi menjadi dua, yaitu bakteri baik dan bakteri jahat.

2. Bakteri Baik Vs Bakteri Jahat

Faktanya manusia itu sebetulnya bersahabat dengan bakteri. Dalam tubuh manusia banyak terdapat bakteri. Contohnya bakteri yang hidup di usus besar, bakteri ini tugasnya membusukkan sisa makanan menjadi tinja. Ada juga bakteri yang bertugas membentuk vitamin K yang dibutuhkan darah untuk proses pembekuan dan menghentikan pendarahan ketika luka. Kemudian ada bakteri yang bertugas menjaga kesehatan pencernaan agar tidak diserang bakteri jahat. Tanpa bakteri kita tidak bisa membuat roti, tempe, kecap, yoghurt, keju dan lain-lain.  Dengan kata lain hidup kita sangat tergantung pada bakteri. Kita tidak bisa hidup tanpa bakteri. Lalu apakah bakteri jahat ? Bakteri jahat adalah bakteri yang jika masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan penyakit, seperti paru-paru, diare berdarah dan lain-lain. Bakteri jahat atau patogen yang ada di rumah tangga jumlahnya hanya sedikit dibandingkan dengan jumlah bakteri baik.

3. Bakteri yang ada di Rumah Sakit berbeda dengan yang ada di rumah tangga

Bakteri jahat dalam jumlah sedikit tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Tetapi ketika ia berkoloni dalam jumlah banyak maka akan menyebabkan seseorang menjadi sakit. Pernah mendengar bakteri nosokomial? Rumah sakit adalah sarangnya bakteri jahat yang bernama nosokomial. Bakteri ini sangat jahat dan rata-rata sudah kebal terhadap obat antibiotik. Oleh karena itu sebaiknya menghindari datang ke rumah sakit jika tidak ada keperluan (rumah sakit bukan hotel atau tempat jalan-jalan). Untuk menghindari penyebaran bakteri, di rumah sakit selalu disediakan handrub yang bisa digunakan siapa saja. Di rumah sakit harus menggunakan cairan antibakteri untuk membersihkan lantai dan sebagainya serta ada proses sterilisasi pada alat-alat kesehatan. Bagaimana dengan di rumah tangga? Jelas kondisinya berbeda dengan rumah sakit dan tempat-tempat yang sangat kotor seperti tempat pembuangan sampah dan yang lainnya. Bakteri jahat yang ada di rumah tangga jumlahnya sedikit tidak sebanyak dan sejahat yang ada di rumah sakit dan tempat-tempat yang sangat kotor.

Selama bertahun-tahun para peneliti mengadakan penelitian mengenai efektivitas penggunaan sabun antibakteri di rumah tangga. Dan pada bulan September 2016 badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) dengan tegas mengeluarkan aturan melarang penjualan sabun cuci rumah tangga yang mengandung antibakteri.

Langkah ini dilakukan karena ternyata sabun antibakteri yang digunakan di rumah tangga menimbulkan lebih banyak dampak negatif. “Tidak ada bukti ilmiah bahwa sabun antibakteri lebih baik dibandingkan dengan sabun biasa dan air,” demikian menurut Dr Janet Woodcock, direktur pusat penelitian dan evaluasi obat di FDA. Oleh karena itu sabun yang mengandung satu atau lebih dari 19 bahan kimia tertentu harus ditarik dari peredaran. Diantara bahan kimia tersebut adalah triclosan dan triclocarban.

Berikut beberapa alasan penggunaan sabun antibakteri  tidak efektif di rumah tangga :

1. Menyebabkan bakteri baik mati

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa tidak semua bakteri itu jahat. Justru ada banyak bakteri baik yang sangat berguna bagi kehidupan. Sabun antibakteri akan membunuh semua bakteri termasuk bakteri baik.

2. Bakteri jahat menjadi kebal

Bisa jadi karena seringnya penggunaan sabun antibakteri menyebabkan munculnya bakteri jahat yang semakin kebal, karena bakteri baik yang melindungi tubuh kita turut mati dibasmi oleh sabun antibakteri sehingga tubuh tidak lagi memiliki pertahanan untuk melawan penyakit. Dan bakteri jahat bermutasi menjadi kebal atau resisten.

3. Sabun antibakteri terbukti tidak lebih efektif dari pada sabun biasa

Hal ini berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh FDA, bahwa zat triclosan tidak memberikan manfaat kesehatan dibandingkan dengan sabun biasa.

4. Mengganggu hormon

Sejumlah penelitian menemukan bahwa triclosan dapat mengganggu keseimbangan hormon yang akan menimbulkan gangguan infertilitas, obesitas dan kanker.

5. Meningkatkan alergi

Selama ini orang tua ingin melindungi anaknya dari penyakit dengan menggunakan sabun antibakteri. Padahal sabun ini akan membunuh juga bakteri baik. Dengan berkurangnya bakteri baik, maka kekebalan tubuh anak akan semakin berkurang, sehingga mereka lebih rentan terhadap alergi.

Demikia penjelasan singkat mengenai alasan anda harus mengganti sabun antibakteri di rumah dengan sabun biasa. Semoga bermanfaat.

Sumber bacaan :

http://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm517478.htm

http://www.watoxics.org/healthy-living/healthy-homes-gardens-1/factsheets

http://Arifianto.blogspot.co.id

http://www.milissehat.web.id

http://purnamawati.wordpress.com