Posted in Balikpapan

Krisis Air di Balikpapan #3

Merdunya Suara Gemericik Air Keran

Tiga hari setelah shalat Istisqo, akhirnya hujan yang selama ini ditunggu-tunggu pun turun. Kami sangat-sangat bersyukur atas turunnya hujan ini meskipun tidak terlalu besar, tetapi cukup membuat segar tanah dan berbagai macam makhluk yang hidup di atasnya. Kami pun merasa optimis tak lama lagi bencana krisis air yang melanda kota Balikpapan akan segera selesai. Namun harapan kami melesat, karena hujan yang turun intensitasnya kecil dan belum cukup untuk menaikkan permukaan waduk kembali normal. Akibatnya penggiliran air masih terus dilakukan sampai detik ini sampai beberapa hari ke depan.
image

Menurut teman yang penduduk asli Balikpapan, jika hujan yang turun hanya kecil membutuhkan waktu yang lama untuk kembali pada kondisi normal, oleh karena itu sebaiknya tetap menampung dan berhemat dalam menggunakan air.

Hal ini pun disampaikan oleh PDAM Tirta Manggar melalui website resminya. Warga dihimbau untuk terus menampung air selagi masih mengalir, karena kota Balikpapan masih kekurangan air dan kondisi penggiliran air PDAM masih akan terus dilakukan.

Setelah melaui penggiliran air selama hampir dua bulan, akhrinya kami terbiasa menggunakan air dengan hemat. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghemat air, diantaranya mencuci baju dua hari sekali, menggunakan air bekas rendaman pewangi pakaian untuk mengepel dan membersihkan teras rumah serta untuk membanjur kamar mandi, mencuci perabotan makan dengan cara menampung air bersih ke dalam dua buah baskom, baskom yang pertama untuk membasuh perabotan yang sudah diberi sabun, baskom kedua untuk membasuh agar perabotan benar-benar bersih dari sabun.

Memasuki minggu kedua bulan November PDAM mengubah jadwal penggiliran air, rumah saya yang kebagian jadwal mati empat hari nyala tiga hari berubah menjadi tiga hari mati empat hari nyala. Setiap hari Senin saya dan suami harus bekerja cepat sebelum air keran mati pada pukul 9 pagi, tak lupa mengisi penuh semua tempat penampungan air yang ada di rumah dan bersiap-siap menghadapi mati air empat atau tiga hari ke depan.

Pada hari dimana air keran sudah bisa mengalir terdengar merdu suara gemericiknya. Sungguh air merupakan anugerah Tuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Semoga Allah menurunkan hujan yang penuh berkah dan mengisi penuh waduk-waduk yang ada di kota Balikpapan ini sehingga bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga dan semoga pemerintah Kota Balikpapan mempunyai solusi untuk pengadaan air bersih bagi warganya……aamiin.

TAMAT

Posted in Balikpapan

Krisis Air di Balikpapan#2

image

Shalat Istisqo Meminta Hujan

Hujan yang dinanti-nanti oleh sebagian besar warga tidak kunjung turun. Suhu udara di Balikpapan terasa sangat panas, siang hari bisa mencapai 35 derajat celcius. Setiap pagi kabut asap juga menyelimuti kota, untungnya menjelang siang sudah tidak ada. Teman-teman yang tinggal di komplek Pertamina mengeluhkan kalau air sudah mulai tidak mengalir. Sementara di rumah saya air PDAM masih mengalir normal. Memasuki minggu kedua bulan Oktober PDAM mengeluarkan pengumuman jadwal mati air. Komplek rumah saya mendapat giliran mati air selama 4 hari yaitu setiap hari Senin pukul 10 pagi sampai Jumat malam dan air akan menyala selama 3 hari yaitu Jumat malam sampai Senin pagi.
Sejak saat itulah untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari saya  mengambil air dari sumur di kantor suami. Di rumah tidak ada tempat penampungan air,hanya ada bak kecil di kamar mandi, 4 buah gentong dan  3 ember besar. Tentu saja untuk persediaan selama 4 hari tidak akan cukup.Untuk mengangkut air dari kantor kami angkut menggunakan 10 galon air mineral yang sudah kosong. Air sumur yang berasal dari kantor warnanya coklat, terpaksa kami pakai untuk mandi cuci kakus, sedangkan untuk masak dan gosok gigi menggunakan air mineral. Setiap malam kami bolak-balik ke kantor  untuk mengambil air.
Setiap hari Selasa saya mengikuti ta’lim di Mesjid Istiqomah dekat sekolah anak-anak. Pada ta’lim tanggal 7 Oktober 2014 pengurus BDI Pertamina mesjid Istiqomah atas saran dari pimpinan Pertamina berencana akan mengadakan shalat istisqo pada hari Kamis 9 Okt’14 di lapangan Mardeka Balikpapan, pengumuman ini disampaikan kepada jamaah ibu-ibu yang hadir pada hari itu. Tujuannya tak lain adalah untuk memohon turunnya hujan di kota Minyak yang sudah mulai kekeringan ini. Ajakan untuk shalat istisqo dengan cepat menyebar melalui bbm, wa dll ke seluruh warga kota, sampai akhirnya sampai ke pemerintah kota dan MUI Balikpapan. Rupanya ajakan yang sifatnya spontanitas karena didasari keprihatinan warga atas krisis air yang sedang terjadi ini ditanggapi serius oleh pemerintah kota. Namun untuk menyelenggarakan shalat istisqo  harus ada persiapan dan terlalu cepat kalau diadakan pada tgl 9 Okt’14. Karena berita akan ada shalat istisqo tgl 9 Okt’14 sudah  kadung tersebar luas, akhirnya pihak BDI Pertamina mesjid Istiqomah tetap mengadakan shalat berjamaah tapi bukan shalat istisqo melainkan shalat dhuha pada Kamis, 9 Oktober 2014. Saya berkesempatan mengikuti shalat dhuha pada pagi itu. Warga yang mengikuti shalat dhuha lumayan banyak, terutama dari pihak Pertamina, ibu-ibu jamaah majelis ta’lim, anak-anak SD Istiqomah dan Patra Dharma 3. Sebelum shalat dhuha berjamaah, diumumkan bahwa pemerintah kota,MUI dan BDI Pertamina akan mengadakan shalat istisqo minggu depan tgl 16 Okt’14 di lapangan Merdeka. Dianjurkan kepada semua warga kota untuk memperbanyak istigfar dan bersodaqoh agar Allah SWT segera menurunkan hujan.
Kamis, 16 Oktober 2014 sejak pukul 7.30 warga berbondong-bondong mulai berdatangan  ke lapangan Merdeka untuk mengikuti shalat istisqo. Shalat ini diikuti oleh Walikota Balikpapan Bapak Rizal Efendi, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Bapak Mukmin Faisal, Ketua MUI Balikpapan dan para muspida. Berita lengkapnya mengenai shalat istisqo bisa dibaca di sini Shalat Istisqo di Balikpapan.

……bersambung……

Posted in Balikpapan

Krisis Air di Balikpapan #1

Waduk Mulai Mengering

Sejak sebelum lebaran 2014 sudah santer terdengar isu bahwa kota Balikpapan akan mengalami krisis air yang disebabkan karena waduk Manggar yaitu salah satu waduk sumber air baku PDAM rusak/rembes dan harus diperbaiki. Untuk memperbaikinya ketinggian air harus diturunkan sampai batas tertentu. Dengan menurunkan ketinggian permukaan air waduk,otomatis mengganggu supply air PDAM ke pelanggan. Di beberapa tempat sejak sebelum lebaran Idul Fitri sudah mengalami mati air secara bergiliran. Untungnya sekitar bulan Juni,Juli dan pertengahan Agustus curah hujan di kota Balikpapan cukup tinggi,sehingga tidak sampai terjadi kekeringan. Memasuki pertengahan sampai akhir Agustus tidak ada hujan sama sekali sampai pertengahan Oktober (nyaris dua bulan). Waduk Manggar permukaan airnya semakin menurun . Diikuti oleh waduk-waduk lainnya seperti Waduk Sungai Wain yang merupakan sumber air bagi PT.Pertamina dan Komplek Perumahan di sekitar Pertamina. Krisis air di Waduk Sungai Wain ini sangat terasa dampaknya, mesjid Istiqomah tempat saya dan teman-teman mengikuti majelis ta’lim ibu-ibu tidak ada air,sehingga untuk menyediakan air untuk wudhu dan lain-lain mesjid mendatangkan tangki air. Menurut sebagian besar teman-teman yang sudah mengalami mati air, harus antri sampai dua hari untuk memesan mobil tanki air yang setiap tanki harganya mencapai 250-300 ribu rupiah. Di sekolah anak-anak pun tidak ada air, anak-anak SMP Patra Dharma yang jam pulangnya pk 15.00 diwajibkan membawa bekal air ke sekolah sebanyak 2 botol ukuran botol air mineral ukuran 1,5 liter untuk cebok dan wudhu. Sedangkan untuk anak-anak SD PD 3 pihak sekolah membeli air dari mobil tanki setiap dua hari sekali,namun biasanya dalam sehari air akan habis dikarenakan jumlah warga sekolah yang lumayan banyak. Akibatnya wc menjadi bau….karena anak-anak buang air tidak dibanjur,dan ketika shalat dzuhur anak-anak diajarkan untuk bertayamum.
Memasuki bulan Oktober BMKG meramalkan bahwa setelah Hari Raya Idhul Adha akan turun hujan. Tetapi ramalan ini meleset,karena Kota Balikpapan mendapat kiriman kabut asap dari kebakaran hutan di Kalimantan Tengah dan Selatan. Kabut asap ini mengikat air yang sudah berbentuk awan di angkasa,sehingga awan yang tadinya berisi uap air yang hendak turun menjadi hujan,tidak jadi turun.

……bersambung……