Posted in #BukanSuperMom, Anak-Anak

Menangkap Undur-Undur

image
Gambar dari : http://www.indonetwork.co.id

“Ma, undur-undur itu lucu. Kepalanya kecil tapi pantatnya besar dan jalannya mundur”, cerita si bungsu kepada saya tadi siang setelah pulang dari sekolah.

Sejak kemarin sore saya nggak enak badan. Kepala rasanya berat, tenggorokan sakit dan agak demam. Hari ini pun saya masih merasakan nggak enak badan. Setelah beres-beres rumah, saya berbaring di kasur. Sampai waktnya jemput anak-anak ke sekolah, saya baru beranjak dari tempat tidur untuk menjemput mereka.

Tiba di sekolah sebagian murid sudah keluar, termasuk kelasnya Si Bungsu. Tapi ia tak menampakkan batang hidungnya. Hanya tasnya saja yang tergeletak di dekat pos satpam. Sementara Si Sulung belum keluar kelas.

Saya menunggu sambil ngobrol dengan sesama wali murid. Nggak lama kemudian Si Sulung keluar. Yes! Saya ingin buru-buru pulang karena nggak kuat lagi demam. Dan di luar cuacanya panas sekali.

Tapi, mana ya Si Bungsu? Kok teman sekelasnya udah pada pulang, dia dari tadi nggak kelihatan? Saya tanya ke temannya ada yang bilang nggak lihat. Ada yang bilang, ” Masih main di belakang Tante, ” sambil menunjuk ke arah belakang sekolahan. Si Sulung masuk ke dalam mobil duluan untuk makan siang, saya keliling sekolahan mencari Si Bungsu.

Si Bungsu tetap nggak ada meskipun sudah saya cari sampai ke belakang sekolahan. Matahari bersinar terik sekali. Saya yang lagi sakit kepala dan demam jadi sedikit kesal dan khawatir, dimana ya anak saya ini? Saya ke mobil, bicara dengan Si Sulung yang baru selesai makan siang. “Aa, Ade dimana ya? Udah Mama cari kemana-mana nggak ada.”
“Aku juga nggak lihat Ma. Ya udah aku bantuin cari ya.” jawab Si Sulung sambil turun dari mobil.

Kami berdua mencari Si Bungsu. Bertanya ke guru dan satpam, mereka nggak tahu dimana Si Bungsu. Lalu kami bertanya sekali lagi ke teman sekelasnya yang masih menunggu dijemput di pos satpam. Ada seorang anak yang bilang kalau Si Bungsu lagi main di kebun sekolah, mencari undur-undur.

“Biar aku aja yang lari ke kebun, Mama tunggu di mobil aja, kasihan Mama demam.” Si Sulung lari ke kebun di belakang sekolah. Tak lama kemudian ia datang bersama adiknya. Lalu kami pulang.

Sampai di rumah, ketika anak-anak sedang beristirahat Si Bungsu cerita pada saya dan kakaknya apa yang tadi ia lakukan di sekolah.

“Aku sama teman-teman aku nangkep undur-undur di kebun.” katanya bersemangat.
“Emang kamu bisa nangkepnya?” tanya Sulung.
“Bisa.” jawab adiknya
“Emang dapat berapa ekor De?” tanya saya.
“Dapat sepuluh ekor, tapi dikumpulin di teman ku.” jawabnya.
“Gimana cara nangkapnya De?” tanya Sulung.
“Caranya aku tiup tanah yang berlubang pakai sedotan, supaya undur-undurnya keluar dari tanah. Terus aku sendokin tanah yang ada undur-undurnya. Aku ambil undur-undurnya, tanahnya aku buang.” jawab Si Bungsu
“Aku tadi hampir aja dapat undur-undur yang besar. Sayang lepas lagi.” lanjutnya dengan mata yang berbinar-binar. Dia senang sekali dengan pengalaman barunya ini.
image

Setelah Si Bungsu bercerita tentang pengalaman barunya menangkap undur-undur, anak-anak tidur siang. Badannya Si Bungsu udah terasa anget. Dan menjelang magrib, Si Bungsu demam.

Sekarang saya sedang begadang nungguin si Bungsu yang lagi demam tinggi. Gara-gara nangkap undur-undur di siang bolong nih.

Anak-anak senang sekali bereksplorasi dengan alam. Apalagi saya memang
membatasi mereka menggunakan gadget. Sebagai kompensasinya mereka main tanah, main air, memelihara binatang, bertanam, main bengkel-bengkelan, main bola, membuat berbagai mainan dari barang bekas dan lainnya.

Rumah acak-acakan dan baju belepotan tanah, udah biasa. Mereka bisa beresin lagi. Baju tinggal dicuci. Kalau sampe demam kayak gini, ya udah observasi aja, kasih minum yang banyak dan lakukan tata laksana demam. Saya menganggap ini adalah salah satu proses mereka belajar. Masa kanak-kanak kan cuma sekali, nggak akan terulang kembali.

Ade, cepat sembuh ya. Biar bisa main lagi!

Author:

seorang ibu, suka membaca,menulis, jalan-jalan, mencoba berbagai kuliner, olah raga, dan sangat mendukung pemberian ASI eksklusif serta penggunaan obat secara rasional /RUM (Rational Use of Medicine)

18 thoughts on “Menangkap Undur-Undur

  1. cepet sembuh ya de, lain kali nyari undur2nya jangan siang bolong panas terik ya :D….. sore2an aja biar gak sakit kayak sekarang. selamat begadang nemenin si ade ira, semoga dirimu gak bertambah parah sakitnya. get well soon both of you……

    Like

  2. Orang rumah menyebutnya hewan ini “rot-sorot”, dan katanya ini bisa menyembuhkan kencing manis dan darah tinggi. Benar atau tidak, saya hanya pernah menikmati masa kecil seperti si sulung dan si bungsu 🙂

    Like

  3. wah bagus bgt membiarkan anak main apa aja daripada gadgetan mulu ya bu…

    cepat sehat buat si bungsu ya bu…bsesok2 cari undur2nya pas sore2 aja ya, siangnya terik sekali saat 2 sekarang ini..

    Like

  4. Aduh..sampai demam begitu. tapi seru banget baca cerita si bungsu yang senang nangkap undur-undur, cepat sembuh ya dek..abis itu bisa nagkap undur-undur yang segede Aa..#eh

    Like

  5. Wa ha ha si adek kaya saya. Dulu waktu saya masih kecil juga sering nyari undur2. Ga nyangka di zaman modern seperti ini masih ada anak yang main undur-undur

    Like

Terima kasih ^_^