Posted in kuliner

Kuliner Balikpapan | Cotto Makassar H .Judding | Klandasan

cottomksrHjudding
Cotto Makassar H. Judding | Klandasan | Balikpapan (dokumen pribadi)

Hari Senin pagi-pagi sudah posting makanan. Eh….salah ya ini bukan hari Senin sodara-sodara….tapi sudah hari Kamis. Berasa hari Senin karena kemarin libur.

Sebetulnya saya suka kuliner, mencicipi berbagai makanan di pelosok daerah. Tapi jarang saya foto. Karena pertama hp saya nggak asyik dipakai buat foto-foto. Kedua suka nggak enak sama keluarga atau teman kalau pas jalan bareng buat makan *biasanya saya makannya rame-rame gitu* saya sibuk sendiri foto-foto makanan. Ketiga perut udah gak bisa menahan rasa lapar, jadi pas makanan datang langsung “sikat”! Pas udah habis baru keingetan…laah, belum difoto udah keburu habis…hihihi.

Sempat cek-cek hp dan menemukan beberapa foto makanan yang pernah saya cicipi. Termasuk tempat kongkownya emak-emak para sahabat saya. Beberapa foto saya posting di akun Instagram saya *sebelum foto tersebut terhapus dan hilang*.

Baiklah, gambar di atas adalah sebuah tempat makan terkenal di kawasan Klandasan. Kalau orang Balikpapan pasti udah hafal sama Cotto Makassar H. Judding. Tempatnya berada persis di pinggir pantai Klandasan. Konon tempat ini sering dikunjungi oleh orang-orang terkenal dan artis-artis. Biasanya tempat makan lain  buka agak siang, nah Cotto Makassar H. Judding ini pagi-pagi sudah buka dan baru tutup sore hari. Seporsi harganya Rp 40.000 saja sudah termasuk buras dan es teh.

Kalau saya, paling asyik makan di sini rame-rame sama keluarga atau teman. Mata saya dimanja oleh pemandangan laut yang terbentang di depan kedai.Langit  biru dihiasi gumpalan awan-awan putih. Barisan kapal-kapal dan perahu nelayan yang tampak kecil jika dilihat dari kejauhan. Merasakan sapuan angin laut dan deburan ombak. Serta ditemani kehangatan canda dan tawa renyah dari teman-teman yang menghapus semua duka lara.

Posted in PERSIB, Sepakbola

Bobotoh, PEACE ya!

meandpersib
Nonton Persib vs Persiba Balikpapan Di Stadion Persiba Balikpapan (dokumen pribadi)

Sabtu 10/10 saya sekeluarga mudik ke Bandung karena ada acara keluarga. Di jalan tol Cikampek, ketika memasuki daerah Bekasi saya melihat rombongan bobotoh PERSIB melakukan konvoi menggunakan kendaraan roda empat. Pemandangan yang sama kami lihat di beberapa rest area terlihat dipenuhi oleh bobotoh PERSIB. Sepanjang jalan tol sampai kami tiba di kota Bandung. Kota bandung macet dimana-mana, semua pintu tol (Pasteur, Baros, Pasir Koja, Kopo, Moh. Toha, dan Buah Batu) terlihat antrian yang cukup panjang.

Maklum saja, hari itu adalah #PERSIBDay. Sebuah istilah yang digunakan oleh para suporter PERSIB alias bobotoh, yaitu hari dimana PERSIB akan bertanding. Apa hubungannya saya dengan PERSIB? Memangnya saya termasuk bobotoh?

Sebetulnya saya kurang suka sepak bola dan terus terang nggak punya kesebelasan favorit. Tapi suami saya suka banget, banget, banget. Kalau orang lain punya kesebelasan favorit, yaitu club-club international yang terkenal seperti MU, Barcelona dan lain-lainnya. Tim favorit suami saya justru cuma satu, yaitu PERSIB Bandung.

Sejak menikah dengan Pak Suami, sedikit demi sedikit saya “terkontaminasi” sama yang namanya sepak bola, terutama PERSIB. Suami saya itu kalau baca berita aja, pasti yang pertama kali ia baca adalah berita PERSIB. Sejak anak-anak kita masih kecil sudah pada dikenalkan dengan PERSIB oleh Papanya. Setiap pulang ke Bandung pasti hunting kaos PERSIB padahal koleksi kaos PERSIB mereka udah ada banyak. Sampai pesan jerseynya segala…Kalau #PERSIBDay…jangan ditanya deh, Pak Suami nggak bisa diganggu gugat, HARUS Nonton! Kalau nggak disiarkan di tv ya memantau lewat radio, kalau nggak bisa Pak Suami mengutus anak-anak untuk menonton pertandingan PERSIB, wajib!

Sekali waktu saya sekeluarga pernah menonton langsung pertandingan PERSIB vs PERSIBA Balikpapan di Stadion Persiba Balikpapan.
Baca :Nonton Pertandingan Bola di Stadion Persiba Balikpapan
Di situ saya baru tahu gimana serunya nonton sepak bola, maksudnya para pendukungnya, soalnya kalo sepak bolanya saya teteup aja kurang suka.

Banyak orang yang merasa ngeri ketika akan pertandingan para pendukung tim berbondong-bondong ke jalan seperti yang saya lihat kemarin. Nggak sedikit yang melihat dengan pandangan sebelah mata para bobotoh tersebut. Semua terjadi karena sifat arogan yang mereka tunjukkan di jalan. Ya, jujur aja ya, sering kejadian kalau PERSIB kalah eh pulang nonton bobotoh ngamuk di jalan. Apalagi kalau sudah bertanding dengan PERSIJA, para bobotoh mengadakan sweeping mobil plat “B” di kota Bandung. Padahal nggak semua mobil plat “B” itu pendukung PERSIJA. Lah ini contohnya suami saya, punya mobil plat “B” tapi cintanya sama PERSIB.  Ada juga yang merusak fasilitas umum  di jalan. Ada yang ketahuan bawa senjata tajam masuk ke stadion. Dan lain sebagainya.

Hati ini pegel rasanya kalau melihat yang menyimpang seperti itu. Merusak sportivitas ya! Padahal tujuan olah raga kan supaya sehat jasmani dan rohani. Pertandingan yang baik di lapangan harusnya didukung juga oleh para suporter yang baik juga.

Berada di tengah-tengah suporter membuat saya menyadari arti kebersamaan, kekeluargaan dan kekompakan dalam mendukung tim kesayangan. Semangat para suporter berkobar-kobar seperti bara api yang menyulut semangat para pemain untuk menjaga gawangnya dan mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Saya bisa merasakan semangat yang dimiliki oleh para suporter yang kemarin berduyun-duyun datang ke Stadion Jalak Harupat Bandung. Saya merasa terharu biru melihatnya.

Suporter bukan penjahat, suporter adalah penyemangat. Bukan pembuat onar tapi sebuah keluarga besar. Disatukan oleh kecintaan yang sama pada sebuah tim. Harus menjaga agar pertandingan berjalan tertib, aman dan nyaman bagi semua orang. Nggak ada lagi kerusuhan, nggak boleh memelihara kebencian. Semua ini hanya permainan dan hiburan.

PEACE!