Posted in Binatang Peliharaan

Detik-Detik Kelahiran Bayi Si Ncan

image

Ncan si kucing cantik yang setiap hari saya beri makan akhirnya melahirkan. Mengawal kelahiran kucing adalah pengalaman pertama kali bagi saya dan anak-anak. Ncan sudah begitu dekat dengan keluarga saya. Meskipun sampai saat ini saya belum memberi ijin kepadanya untuk tinggal di dalam rumah.

Ncan sedang hamil tua. Sejak ia hamil saya dan anak-anak mulai memikirkan bagaimana nasibnya nanti ketika melahirkan. Dia memang kucing liar, bisa saja melahirkan di tempat yang ia pilih dimana saja. Tapi kami khawatir akan keselamatan Ncan dan calon bayinya. Sejak saat itu kami (saya dan anak-anak) mulai browsing di internet dan bertanya sana-sini, mempelajari seluk beluk tentang kucing melahirkan. Maklum ini pengalaman pertama buat kami bertiga. Dan kami sangat awam dengan hal ini.

Saya dan anak-anak tidak pernah menyangka kalau kami bertiga akhirnya diberi kesempatan untuk mengawal dan menyaksikan detik-detik Ncan melahirkan bayinya. Dari teori yang saya baca dan hasil tanya-tanya ternyata tidak semuanya berlaku untuk Ncan.

Berikut kronologi kelahiran bayi Ncan :

1. Ketika Ncan sudah hamil tua (saya tidak tahu berapa usia kandungannya saat itu), hanya dikira-kira dari perutnya yang semakin besar dan berat. Nafsu makan Ncan bertambah. Saya menambah porsi makannya.

Dia juga sepertinya mulai mencari tempat untuk melahirkan, karena setiap kali diam-diam masuk ke dalam rumah, Ncan diam tempat tersembunyi seperti di kolong tempat tidur, di pojokan bawah meja atau di rak lemari.

Saya tidak ingin ia lahir di dalam rumah, saya belum siap jika kucing masuk ke dalam rumah. Di teras depan sudah saya sediakan kardus bekas. Setiap kali Ncan bersembunyi di dalam rumah, saya gendong keluar dan saya letakkan dalam kardus sambil ngomong, “Ncan, nanti lahirannya di sini saja, jangan di dalam rumah ya!” Berulang kali saya lakukan setiap kali Ncan bersembunyi di dalam rumah.

2. Tiga hari menjelang kelahiran, Ncan tampak semakin malas bergerak. Kerjanya tiduran saja di teras. Nafsu makan malah berkurang. Dia inginnya dielus-elus saja sambil tiduran.

3. Lima jam sebelum melahirkan, waktu itu Ncan sedang tiduran di teras. Saya dan anak-anak baru datang dari sekolah. Si Bungsu memindahkan Ncan karena saya akan memarkirkan mobil di dalam pagar. Ketika digendong, Ncan mengeluarkan cairan dari bagian belakangnya. Kami kira Ncan pup, tapi kok cairannya bening? Setelah dipindahkan Ncan lari keluar pagar menuju parit, dia pup di parit.

Saya curiga jangan-jangan cairan bening yang keluar ini adalah cairan ketuban.

4. Pukul 4 sore, Ncan mulai gelisah. Ia mencakar-cakar kardus suaranya cukup gaduh. Saya dan anak-anak masih belum sadar kalau saat itu Ncan akan melahirkan.

5. Pukul 5 sore, saya lihat Ncan di dalam kardus dan mencakar-cakar kardusnya. Saya keluar rumah, jadi tambah curiga jangan-jangan Ncan mau melahirkan. Saya temui Ncan yang posisinya saat itu sudah ada di dalam kardus, saya elus-elus kepalanya. Ia pun tenang dan menghentikan cakarannya.

Posisinya berbaring menghadap ke saya. Saat itu saya bisa melihat perut Ncan bergerak-gerak naik turun seperti ada yang menghentakkan dari dalam. Ncan diam saja tidak mengeong, kami saling beradu pandang. Matanya berkaca-kaca ia kelihatan menahan rasa sakit akibat hentakan di perutnya. Ncan kelihatan tabah sekali. Saya masih mengelus-elus kepalanya.

Tak lama kemudian anak-anak menyiapkan kardus baru yang ukurannya lebih besar, diberi alas plastik, koran dan handuk bersih. Kardus itu maksudnya untuk tempat Ncan melahirkan, karena kardus yang lama ukurannya kecil (kami kasihan kalau nanti mereka berdesakan).

5. Detik-detik melahirkan. Saya pindahkan Ncan ke kardus yang besar tadi. Dia nurut dan berbaring di sana. Air ketuban mulai menetes-netes keluar. Hentakan di perutnya semakin sering terjadi. Namun Ncan tetap diam menahan sakit. Sampai akhirnya mungkin sudah tak tertahankan lagi, Ncan melompat keluar kardus dan masuk ke kardus lama (yang kecil). Lalu dia mengeong tiga kali, sangat gelisah dan dalam posisi duduk akhirnya keluar bayi kucing yang pertama.

6. Bayi pertama keluar dalam keadaan selaputnya sudah sobek. Ncan menjilati selaput yang menyelimuti tubuh bayi pertamanya sampai bersih sekali. Tak lama kemudian Ncan kontraksi lagi dan lahir bayi kedua. Sama seperti bayi pertama, Ncan pun menjilati bayi keduanya ini. Lalu kontraksi terjadi lagi, keluar bayi ketiga. Bayi ketiga masih diselimuti oleh selaput, selaput ini kemudian disobek oleh tangannya Ncan lalu dijilati sampai bersih.

Setelah keluar dari perut induknya bayi-bayi kucing ini secara alamiah mencari sendiri sumber makanan pertamanya, yaitu air susu ibunya. Sebuah proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini).

7. Bayi kucing yang baru keluar dari perut ibunya tali plasentanya belum putus. Tali ini berada di perut si bayi menyambung ke dalam perut ibunya. Nanti yang memotong tali plasenta adalah ibunya sendiri.

8. Bayi keempat lahir agak lama jaraknya dengan yang kesatu, kedua dan ketiga. Sekitar pukul 11 malam baru keluar bayi yang keempat.

9. Saya dan anak-anak keburu ngantuk dan tidak memperhatikan lagi proses selanjutnya. Kami tinggal tidur. Keesokan harinya kami cek jumlah bayinya empat ekor. Semua sehat, sedang menyusui, tali plasenta sudah putus, badan mereka sudah bersih, dan Ncan pun sudah dalam kondisi bersih (ia sudah membersihkan plasenta dari dalam perutnya, kata google binatang yang melahirkan akan memakan plasentanya sendiri).

10. Bayi-bayi kucing matanya masih menutup, kerjanya tidur dan menyusu pada induknya. Saya pindahkan bayi-bayi Ncan ke kardus yang lebih besar yang diberi alas handuk kecil. Cara memindahkan anaknya : Ncan kami kasih makan agak jauh dari kardus, pada saat dia sedang makan, saya pindahkan bayinya. Ncan tidak marah ketika bayinya saya pindahkan, dia hanya sedikit bingung.

11. Setelah melahirkan, Ncan mengalami nifas. Tapi nggak banyak hanya menetes-netes saja dan nggak lama seperti manusia (masa nifas manusia 40 hari sedangkan si Ncan saya perhatikan hanya 4 hari).

12. Dua hari sekali saya ganti handuk alasnya. Ncan rajin menjilati tubuh bayinya dan kelihatannya ia juga menjilati pup bayinya.  Karena sedang menyusui nafsu makan Ncan bertambah. Saya tambah jumlah makanannya, saya beri ia ikan rebus, pindang tongkol dicampur nasi dan ayam rebus. Saya beri makan sehari dua kali. Nggak tau benar apa tidak cara saya memberinya makan, tapi sejauh ini Ncan sehat-sehat aja sih. Oh iya saya juga memberinya air minum.

13. Sampai seminggu setelah melahirkan, bayi-bayi Ncan masih begitu saja aktivitasnya tidur-menyusu-tidur. Matanya juga masih menutup. Kalau bayinya sudah tidur, Ncan keluar kardus jalan-jalan keluar pagar atau tidur di lantai dekat kardus tempat bayinya berada.

Ketika usia bayinya seminggu, kami terpaksa meninggalkan mereka di teras rumah. Karena kami mau mudik. Saya menitipkan ke Mbak yang kerja di rumah, supaya memberinya makan setiap hari (makanan sudah saya siapkan untuk seminggu).

Ternyata liburan kami di kampung halaman diperpanjang. Pak suami saja yang pulang duluan karena harus mulai bekerja. Sampai di rumah, pak suami laporan bahwa Ncan dan bayi-bayinya sudah tidak ada di kardus. Entah pindah kemana. Kami bertiga sedih mendengar kabar ini. Padahal saya sudah membawakan makanan yang saya masak di sini, lalu saya titip ke pak suami untuk dibawa pulang dan diberikan untuk makan Ncan.

Walaupun Ncan tidak ada, pak suami tetap menyediakan makanan di teras rumah untuk Ncan. Siapa tahu ia datang mencari makan. Betul saja. Keesokan paginya Ncan muncul di pagar rumah menyapa pak suami yang akan berangkat ke kantor. Ia memakan makanan yang disediakan oleh pak suami.
Kelihatannya Ncan memindahkan bayinya ke sebelah rumah.

Demikian cerita pengalaman saya dan anak-anak mengawal Ncan melahirkan. Saat ini kami rasanya tak sabar ingin bertemu Ncan dan bayi-bayinya. Kira-kira mereka sudah bisa apa ya sekarang? 🙂

Author:

seorang ibu, suka membaca,menulis, jalan-jalan, mencoba berbagai kuliner, olah raga, dan sangat mendukung pemberian ASI eksklusif serta penggunaan obat secara rasional /RUM (Rational Use of Medicine)

22 thoughts on “Detik-Detik Kelahiran Bayi Si Ncan

  1. waduh….. ira, telaten banget nungguin kucing lahiran. dan lagi si ncan mau aja ya ditungguin lahiran gitu. kalo kucing2ku dulu kalo mau lahiran mereka pada ngumpet nyari tempat sendiri walaupun udah disediain tempat khusus buat lahiran. anaknya ncan lucu2 😀

    Like

  2. awalnya tadi saya pikir coretan arai, hihi.
    mampir di blognya tante. Baca cerita lahirannya jadi keingat pas nungguin kucing yang lahiran prematur

    Like

  3. Gak tau mau blg apa, hehehe…
    Jd tringatt pngalaman buruk di wktu kecil. Melihat dgn mata kpla sya sndri kmbing tetangga mlahirkan. Yg prtma x kluar tu kplanya, sya kget stngah mati langsung lari pontang panting mnuju rumah lalu masuk kmar lngsung ambil slimut tdur sngking takutnya wktu itu. Emak sya pun sibuk nanyain knpa kyk di kejar setan gtu katanya…hahahhahah…..

    Like

  4. Senengnya Ncan diperhatiin… gak kebayang kucing liar kalau habis berojol itu gimana, harus cari makan sendiri (yang banyak karna lg menyusui) tapi juga harus memberi makan anak-anaknya…

    Momen melahirkannya Ncan jadi sarana belajar anak juga ya ^^

    Like

Terima kasih ^_^